Pages

Jumat, 22 Juni 2012

Travelling to Negri tak terjajah Part I



Hi guys, gue nulis tulisan satu ini asal kalian tahu yaitu diwaktu malam yang mana banyak remaja seumuran gue pergi keluar rumah buat menikmati malam bersama pacarnya. Dan itu ga terjadi pada diri gue sendiri (T.T)

Oh ya, gue mau nulis sedikit tentang liburan gue menuju sebuah negri penuh akan eksotisme alam, keramahan penduduk, dan perkembangan negaranya udah jauh ninggalin negri kita tercinta ini. Gue menyebutnya, negri tak terjajah :D

Jujur, ini merupakan pengalaman pertama gue keluar negri. Berangkat dari rumah pukul 4 subuh, gue dan bunda serta adek-adek gue udah siap ngemasukin barang-barang ke mobil yang akan membawa kami ke MIA (Minang Internasional Airport).


Pertama-tama
Disana (MIA), kami udah ngelewatin banyak proses hingga ke sebuah proses dimana itu merupakan pembelajaran gue tentang “ngurus passpor” di bagian imigrasi. Yang terlintas dipikiran gue, ntar sipihak pengurus imigrasi bakal nanya banyak tentang “mau kemana? Pergi sama siapa? Ada saudara ga disana? Jangan lupa bawa oleh-oleh untuk om ya” mengingat orang-orang yang ngantri butuh waktu lama untuk itu. Dan setelah giliran gue, sipengurus Cuma nanya “Rivan itu nama keluarga ya?” gue jawab singkat “iya” lalu gue lolos. Singkat. Kami terbang dengan pesawat Air Asia.


tas yang dibawa

My first time
untuk ke Thailand, kami ga langsung terbang kesana. Karena rute yang ada itu Padang  - Kuala Lumpur – Bangkok. Jadi kami harus singgah dulu ke negri dimana kebanyakan orang kita benci sama penduduk negri ini (gue tau kenapa) buat sekedar makan siang.
Spontan aja gue langsung takjub pas landing di KLIA (Kuala Lumpur Internasional Airport) ngeliat airportnya yang besar, megah, dan bersih. Ketika turun dari pesawat dan hendak menginjak bumi malaysia gue bergumam “its the first time” sambil men-slow-motion-kan diri sendiri.
Lagi, gue harus mengurus ke-imigrasian dan kali ini berhadapan dengan petugas bertubuh gemuk, kumis tebal, peranakan India. Didalam hati gue harus bersikap sopan santun dan menjaga tutur bahasa serta menyiapkan bahasa inggris yang takutnya sipetugas nanyain gue pake basa inggris-malay yang katanya ciri orang sini, itu semua gue persiapkan supaya menghindari resiko “deportasi”. Dan ternyata sipetugas ngomong dengan bahasa malay “nak kemane lepas ne?” gue jawab dengan lembut “Bangkok” alis sipetugas naik sebelah, dan sedikit meninggikan suara “oooo Bengkok Bengkok” lalu saya sambil tertawa kecut bilang “ya Bengkok, maksud saya Bengkok”. Gue baru tau kalo Bangkok [dibaca] Bengkok.

foto ini sebenernya udah mau berangkat ke Bangkok


sebenernya sih ga ada waktu buat menikmati Kuala Lumpur karena setelah makan siang kami sudah harus bertolak ke Bangkok. jadi, setiap pakcik makcik yang berselisih dengan gue disana gue sampaikan ucapan terimakasih atas sambutannya, walaupun ngucapnya didalam hati.


Ok, sekian dulu. Part II akan ditulis setelah gue dengan bangga bilang “abis malming bareng pacar gue” hahahahahaha............. ga deng -____-

3 komentar:

  1. wah asik yah jalan2 ke thailand.. ketemu nong poy ga rio? hahaha

    BalasHapus
  2. apaan tuh nong poy?
    kayaknya ga deh bang -__-

    BalasHapus
  3. Wuih... Gaulllll.. sampe k thailand... Kapan2 ajak yau.. :thumbsup:

    BalasHapus

 

Blogger news

Blogroll

About